Minggu, 11 Februari 2018

Motor Terjang Banjir, Hal-hal ini Jangan Lupa Pikirin

Salam otomotif Spioner. Belakangan cuaca ibukota sering hujan. Kadang malah tak menentu. Misalnya saat cuaca panas-panasnya ehh tak lama kemudian ‘bresss’ …hujan deras. Kadang sebentar berhenti namun menyisakan awet gerimis. Akhirnya hujan menjadi berkepanjangan.

Akibatnya? Banjir bisa melanda. Apalagi kalau Katulampa sudah naik debitnya, maka ibukota mesti waspada. Termasuk di daerahku kawasan Angke, Jakarta Barat yang dulu demam banjir eh demen. Belakangan siih berkurang banyak. Meski kadang beberapa titik masih terkena banjir namun tak separah 4-5 tahun silam. Masih okelah. Tapi waspada banjir tetap perlu dong.

Saat banjir parah sampai memutuskan lalu lintas jalan. Kalau sudah begetu, biasa libur kerja. Tapi aktivitas rutin yaa gak libur, seperti mencari kebutuhan sehari-hari. Masak iyaa gak makan. Kadang masak, seringan beli. Mesti keluar juga bukan?

Saat terpaksa keluar itulah kadang harus menerjang banjir. Semisal di kawasan Green Garden, Jakarta Barat yang ramah terhadap banjir....sering banbjir maksudnya hehee... dalemnya saat banjir. Kadang tak punya pilihan mesti nekad menerjang banjir.
Banjir di Jl. Tubagus Angke pada 2014 silam. (RG)

Pernah dulu bawa mobil mati mesin di situ, alhasil didorong ama anak-anak yang memang mengais rejeki dari bencana banjir. Pernah juga bawa sepeda motor juga terjebak antrean banjir. Sebenarnya mesin gak mati, namun karena antrean banjir jalan macet, jadi terendam dah bagian bawah motor, akibatnya mesin mati juga.

Itu dulu, lama kelamaan jadi pengalaman dengan trik banjir. Biasa pas naik mator, asal knalpot gak kemasukan air, dan businya rapat tak bocor, aman bias terjang tuh banjir. Pengalaman siih nerjang banjir sampai knalpot terendam, aku gas agak kencengan. Dengan maksud air tak masuk.dan biasanya sukses. Sama dengan mobil.

Namun sebaiknya memang kalau ketinggian air dirasa gak memungkinkan dan merendam knalpot seeh mendingan sabar menanti surut banjirnya. Tapi kalau nunggu lama, yaa terjang. But mesti perhatikan dan persiapkan kendaraan untuk terjang banjir.
Banjir di Jl. Tubagus Angke pada 2014 silam. (RG)

Bagian mesin paling rentan terhadap air yang mengakibatkan mogok adalah bagian oli, busi, serta saringan udara motor. Celakanya bagian ini rawan terkena air dan menjadi penyebab motor mogok. Jika keseringan mogok akibat banjir, maka tak menutup kemungkinan mesin motor akan cepat rusak.

Jadi sebaiknya perhatikan ketinggian air jangan sampai melewati busi pada motor. Kenapa? Jika busi kena air bisa menyebabkan pengapian dalam mesin tidak berjalan sempurna. Lapisi komponen busi dengan gemuk atau grease. Lumayanlah jadi pelindung dan meminimalisasi air masuk ke area pengapian.

Amankan lubang knalpot. Matikan mesin motor saat menerobos banjir tutup atau tambah selang knalpot agar lubang semakin tinggi dan tak tercapai air. Atau sumbat lubang knalpot dengan spons bila Anda masih tetap ingin memaksakan mesin motor hidup. Lumayan mengurangi daya terobos air. Atau gas kenceng saat netral agar air tertolak oleh buangan knalpot. Tapi ini beresiko terhadap mesin.

Kalau terpaksa mogok setelah menerobos banjir, angkat body motor dengan posisi knalpot di bawah. Usahakan air dalam knalpot keluar.

Nah bagi yang suka modifikasi motor seperti gue hhehee, amannya kembalikan dulu standar dari pabriknya. Karena rancangan dari pabrik itu sudah memperhitungkan kemanan berkendara. Seperti spakbor atau tameng air pada sepeda motor.

Pasanglah dulu, karena fungsi utama spakbor adalah untuk memecah air. Kalau tameng gak ada, air akan mudah masuk pada bagian mesin, karena tak ada pelindungnya.

Sooo…kasih apa adanya dululah motornya demi kenyamanan dan keamananmu berkendara saat Dilan-da banjir. Salam Spioner.

@spion_id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar